Bandung – Tim mahasiswa Telkom University mengembangkan alat dan juga sistem detektor pencegah kebutaan yang digunakan dinamakan OptiGuard. Deteksinya berdasarkan hasil pengambilan citra fundus atau mata bagian belakang lewat program dalam telepon seluler.
Aplikasi melalui funduskopi itu menggunakan metode Convolutional Neural Network (CNN) untuk mendeteksi dini penyakit mata seperti katarak, glaukoma, lalu penyakit kencing manis retinopati. Sistemnya juga memakai adaptor yang mana menghubungkan lensa oftalmoskop 20D pada kamera telepon seluler pengguna.
Pembuatan OptiGuard melibatkan siswa S1 Sains Angka Fakultas Informatika Telkom University yaitu Hendrik Mario Ignatius, Izzulhaq Mahardika, Nida Anggraeni, Nadia Nurhalija Zuaeni, serta Tiara Sabrina. Didampingi dosen Gamma Kosala, OptiGuard dikembangkan melalui Inisiatif Kreativitas Mahasiswa Sektor Karsa Cipta (PKM-KC) yang mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, juga Teknologi (Kemendikbudristek).
Menurut koordinator tim Hendrik Mario, perangkat lunak OptiGuard juga dirancang dengan kelengkapan fasilitas seperti akses alat OptiGuard pada klinik terdekat, fasilitas janji bertemu dengan dokter, rekam medis, edukasi, dan juga arahan untuk konsultasi daring dengan dokter. “Harapannya, OptiGuard dapat berubah menjadi solusi untuk rakyat di meningkatkan kesadaran untuk mempertahankan kesejahteraan mata,” kata pendamping kelompok Gamma Kosala lewat informasi tertulis, Kamis 18 Juli 2024.
Inovasi itu dirancang untuk berubah menjadi solusi pemeriksaan mata yang tersebut dapat digunakan kapan hanya kemudian di dalam mana cuma dengan cepat, tepat, juga efisien. Tujuannya agar penyakit mata dapat lebih besar cepat terdeteksi serta segera mendapat penanganan medis. “Sehingga kebutaan dapat dicegah lalu penderitanya dapat menjalani aktivitas tanpa gangguan jiwa atau hambatan pada penglihatan,” ujar Gamma.
Saat ini kebutaan bermetamorfosis menjadi salah satu hambatan kesegaran global yang digunakan signifikan. Jumlah persoalan hukum kebutaan di dalam Negara Indonesia menurut data yang dimaksud diperoleh regu sekitar 1,6 jt penduduk. Untuk menyempurnakan inovasinya, regu OptiGuard bekerja identik dengan dokter spesialis mata Grimaldi Ihsan untuk mendapat masukan dan juga tanggapan. OptiGuard pada saat ini telah terjadi mengantongi Hak Cipta dengan nomor pencatatan 000635467 dari Kementerian Hukum juga Hak Asasi Manusia.
Artikel ini disadur dari Tim Mahasiswa Telkom University Kembangkan OptiGuard Sebagai Detektor Pencegah Kebutaan