Internasional

Pertemuan Anwar Ibrahim dan juga Retno Marsudi Bahas Kawasan Gaza hingga Tenaga Kerja Indonesi

66
×

Pertemuan Anwar Ibrahim dan juga Retno Marsudi Bahas Kawasan Gaza hingga Tenaga Kerja Indonesi

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Pertama Menteri Negara Malaysia Anwar Ibrahim juga Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan rapat pada Rabu, 3 Juli 2024 dalam bangunan Utama Putra, yaitu kantor perdana menteri Tanah Melayu dalam Putrajaya. Keduanya mengkaji bervariasi isu bilateral kemudian global, mulai dari tenaga kerja Tanah Air hingga situasi pada Jalur Gaza.

“Dalam pertarungan yang dimaksud berdurasi lebih besar dari 30 menit itu, saya juga Ibu Retno sempat mengkaji bervariasi hal penting terkait kepentingan kedua negara dan juga upaya mempererat hubungan kedua negara sahabat,” tulis Anwar di sebuah cuitan panjang di dalam media sosial X, Rabu.

Anwar mengutarakan pembahasan keduanya salah satunya masalah Palestina yang mana saat ini wilayahnya sedang diserang oleh Israel. Negara Malaysia serta Negara Indonesia telah lama setuju untuk memberikan dukungan tegas pada perjuangan menuntut keadilan bagi penduduk Gaza, juga terhadap keanggotaan penuh Palestina dalam PBB.

Anwar juga Retno pun menyinggung masalah perbatasan Indonesia-Malaysia. Mereka akan datang menggencarkan upaya kemudian diskusi untuk mencapai kesepakatan juga “win-win solution” ihwal perbatasan Sabah-Kalimantan Utara yang digunakan katanya “sedang pada tahap penyelesaian”.

Perbatasan Indonesia–Malaysia terdiri dari perbatasan darat sepanjang 1.881 km yang tersebut membagi dua negara tetangga itu pada pulau Kalimantan. Sementara batas maritim antara Nusantara serta Negara Malaysia terletak dalam empat perairan, yaitu Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan, juga Laut Sulawesi.

Terkait penangkapan kapal ikan yang dimaksud melibatkan warga Tanah Melayu kemudian Indonesia, Anwar menuturkan kedua negara akan menghormati langkah-langkah hukum yang dimaksud sedang berjalan. Menurut dia, setiap pembahasan atau permohonan akan tunduk pada ketentuan di nota kesepahaman (MoU) Common Guidelines. Pembahasan PM kemudian menlu itu kemudian menyinggung persoalan tenaga kerja Indonesia.

“Saya yakinkan Ibu Retno bahwa Negara Malaysia masih berazam untuk meningkatkan pemeliharaan hak-hak dasar lalu kesejahteraan lebih tinggi dari 500 ribu pekerja Negara Indonesia di Malaysia,” ucap Anwar.

Berkenaan dengan isu global lain, Anwar lalu Retno juga dikatakan mendiskusikan krisis kemanusiaan di Myanmar. Negara yang digunakan dulu bernama Burma itu, sedang berada ke bawah kuasa junta militer yang melancarkan kudeta pada 2021, juga jutaan warga sipil terpaksa mengungsi di dalam berada dalam bentrokan junta dengan kelompok perlawanan.

Anwar menyatakan Malaya siap bekerja sejenis dengan Indonesia serta Laos demi menjamin penyelesaian krisis lalu mencari solusi damai.

“Saya juga mengapresiasi sharing Ibu Retno tentang pengalaman Nusantara menjadi pemimpin ASEAN. Hal ini tentu akan berubah menjadi panduan yang dimaksud berguna pada waktu Tanah Melayu bermetamorfosis menjadi Ketua ASEAN tahun depan,” kata dia. Negara Malaysia akan melanjutkan keketuaan bergilir ASEAN mulai 1 Januari 2025, setelahnya Laos tahun ini lalu Nusantara pada 2023.

Selain bertemu Anwar, di kunjungan itu Retno juga bertemu Menteri Luar Negeri Tanah Melayu Mohamad bin Hasan untuk mengeksplorasi status kerja sebanding antara kedua negara sebagai persiapan Pertemuan Komisi Kerja Sama Saling Menguntungkan (JCBC) ke-17 yang mana akan diselenggarakan pada Indonesia tahun ini. Pada 2023, Tanah Air berubah menjadi mitra dagang terbesar ketujuh di dunia bagi Tanah Melayu juga terbesar ketiga ke antara negara anggota ASEAN, dengan besar perdagangan sebesar US$24,39 miliar atau sekitar Rp39,9 triliun dengan kurs ketika ini.

Pilihan editor: Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Solusi pada RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co pada Google News, klik di sini

Artikel ini disadur dari Pertemuan Anwar Ibrahim dan Retno Marsudi Bahas Gaza hingga Tenaga Kerja Indonesia