Jakarta – Otoritas Islam di dalam wilayah Kaukasus Utara yang digunakan mayoritas penduduknya beragama Islam di Rusia Kaukasus Utara Rusia, Dagestan, pada Rabu, 3 Juli 2024, untuk sementara waktu melarang perempuan mengenakan niqab, cadar seluruh wajah, pasca serangan simultan yang dimaksud memiliki target gereja dan juga sinagoge menewaskan 22 warga bulan lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang mana diposting di program perpesanan Telegram, kantor Muftiate Dagestan mengemukakan bahwa mereka memperkenalkan larangan “sementara” terhadap niqab setelahnya ada imbauan dari kementerian kebijakan kewarganegaraan serta urusan agama.
Laporan-laporan yang muncul setelahnya serangan pada 23 Juni kemudian mengungkapkan bahwa salah satu pria bersenjata itu berencana untuk melarikan diri dengan mengenakan niqab.
Muftiate, sebuah organisasi keagamaan yang digunakan mewakili Muslim Dagestan, memaparkan bahwa larangan yang disebutkan akan masih berlaku “hingga ancaman yang tersebut teridentifikasi dihilangkan juga kesimpulan teologis baru tercapai”.
Niqab, gaya cadar yang menutupi sebagian besar wajah serta tubuh, berasal dari Jazirah Arab serta mulai populer ke Dagestan pada sedang kebangkitan Islam pada wilayah yang disebutkan setelahnya runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Meski semata-mata sebagian kecil perempuan Dagestan yang dimaksud mengenakan cadar penuh, niqab telah dilakukan berubah jadi pemandangan umum dalam kota-kota besar ke wilayah ini.
Cadar mirip dilarang oleh hukum dalam beberapa negara Eropa juga negara-negara pasca-Soviet.
Dua puluh dua penduduk tewas di serangan simultan terhadap gereja-gereja Ortodoks, sinagoge, dan juga pos-pos pemeriksaan polisi di dalam seluruh Dagestan pada 23 Juni. Regu keamanan menyatakan bahwa mereka itu menewaskan lima penyerang pada baku tembak yang dimaksud menyebabkan sebuah sinagog di kota Derbent dilalap api.
Dagestan pada 2000-an dan juga 2010-an dilanda pemberontakan Islamis yang mana meluas dari negara tetangganya, Chechnya, meskipun keamanan di wilayah ini telah dilakukan membaik di beberapa tahun terakhir.
Pada Oktober, massa anti-Israel menyerbu bandara di dalam ibu kota Dagestan, Makhachkala, memburu warga tanah Israel serta orang-orang Yahudi yang mana tiba dengan penerbangan dari Tel Aviv.
Lima bulan kemudian, 145 khalayak tewas pada serangan Maret ke sebuah bangunan konser pada Ibu Kota Rusia yang diklaim oleh afiliasi ISIS pada Asia Tengah. Pihak berwenang Rusia menahan beberapa warga negara Tajikistan yang dimaksud disebut-sebut sebagai pelaku serangan senjata serta bom tersebut.
REUTERS
Artikel ini disadur dari Otoritas Islam di Dagestan, Rusia, Larang Penggunaan Niqab