BUDAPEST – Hongaria membantu usulan China untuk menyelesaikan konflik Ukraina, kemudian percaya tiada ada solusi untuk konflik pada medan perang.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto menegaskan hal itu pada Rabu (24/4/2024), setelahnya pembicaraan dengan Menlu China Wang Yi di Beijing.
Diplomat Hongaria yang disebutkan menyatakan keprihatinannya bahwa “kubu pro-perang” yang digunakan didukung media global juga LSM, masih “sangat bersuara” lalu membinasakan upaya perdamaian.
“Kami memperkuat rencana perdamaian China, lantaran rencana itu ada kemudian menyerukan perdamaian. Dan menurut kami, inisiatif apa pun yang tersebut mengalihkan perdebatan urusan politik internasional dan juga wacana kebijakan pemerintah internasional dari pertempuran ke perdamaian adalah hal yang mana berguna,” ungkap Szijjarto pasca pertandingan itu.
“Tetapi kita harus lebih banyak keras di menggalang perdamaian. Baik China dan juga Hongaria menguatkan kamp perdamaian,” tegas dia.
Szijjarto sebelumnya mengklaim berbagai pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa (UE) juga NATO menderita “psikosis perang,” merasa seolah-olah mereka sudah ada berperang dengan Rusia.
Dia menggambarkan suasana penghadapan para menteri luar negeri lalu pertahanan Uni Eropa baru-baru ini seperti markas militer, pada mana selama berjam-jam “hampir semua khalayak membicarakan tentang berapa berbagai unit senjata apa kemudian sesuai dengan jadwal apa, yang dimaksud siap mereka pasok ke negeri Ukraina dari timbunan yang tersebut praktis kosong.”
Sejak awal konflik, Hongaria telah lama menyerukan gencatan senjata juga negosiasi untuk menyelamatkan nyawa warga Ukraina.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban bersikeras “waktu ada dalam pihak Rusia” lalu “hampir tidaklah ada” yang dimaksud percaya Kiev benar-benar dapat menang ke medan perang.
Artikel ini disadur dari Negara Anggota Uni Eropa Dukung Rencana Damai China untuk Ukraina