Jakarta – Fenomena suhu dingin sudah dialami beberapa jumlah wilayah di Indonesia, termasuk Bandung, Jawa Bawat pada akhir-akhir ini. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat suhu terendah sejak awal bulan tak lama kemudian berjalan pada Ahad, 14 Juli 2024, yang dimaksud mencapai 16,6 derajat Celcius.
BMKG Stasiun Bandung menyampaikan inovasi suhu yang digunakan lebih banyak dingin pada wilayah Bandung Raya disebabkan oleh unsur peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Staf Angka juga Data BMKG Bandung Yuni Yulianti menjelaskan bahwa berdasarkan catatan yang digunakan dimilikinya, di lima hari terakhir suhu minimum pada Bandung Raya menyentuh 16 derajat Celcius yang mana berada di bawah keadaan normal.
“Hal ini disebabkan lantaran pada waktu ini secara musim kita sudah ada memasuki musim kemarau, di mana berpeluang muncul pembaharuan suhu ekstrem pada di malam hari hingga pagi hari,” kata Yuni disitir dari Antara, Senin, 15 Juli 2024.
Mengapa muncul suhu dingin?
Yuni menjelaskan fenomena suhu dingin berlangsung oleh sebab itu tutupan awan yang digunakan telah mulai berkurang pada siang hari, sehingga panas matahari yang terpancar ke bumi akan secara maksimal dilepaskan pada siang hari. Dia menambahkan, oleh sebab itu berkurangnya tutupan awan, maka ke waktu malam hingga dini hari radiasi yang mana disimpan pada permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.
“Kondisi inilah yang dimaksud kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat lantaran kehilangan energi secara maksimal,” katanya.
Lebih lanjut, Yuni mengungkapkan pemicu tambahan mengapa suhu udara berubah menjadi dingin lantaran terjadinya musim dingin ke wilayah Australia. Dia mengemukakan terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi dalam Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesi atau lebih banyak dikenal dengan angin monsun Australia.
“Angin monsun Australia ini mengakibatkan udara yang digunakan dingin serta kering yang dimaksud berada dalam wilayah Australia ke wilayah Indonesia,” kata dia.
Ia menyampaikan fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2024. Sebab itu, rakyat diharap untuk tiada panik mengamati pembaharuan suhu dingin ini sebab suatu fenomena yang dimaksud wajar terjadi ketika musim kemarau.
“Masyarakat tidaklah harus panik, kemudian juga masih menjaga kebugaran lantaran peralihan suhu dari pagi hari yang tersebut dingin kemudian hindari aktivitas dalam luar ruangan pada waktu malam hari,” kata Yuni.
Sejumlah wilayah yang mana mengalami fenomena suhu dingin
Dikutip dari laman web BMKG, fenomena suhu dingin umum terjadi pada wilayah Tanah Air dekat khatulistiwa hingga bagian utara. Pada wilayah ini, meskipun pagi hari cenderung lebih besar dingin, namun pada siang hari udara akan terasa lebih besar panas.
Pada wilayah selatan Tanah Air seperti Sumatera Selatan, Jawa Bagian Selatan hingga Bali, NTT dan juga NTB pada siang hari suhu udara juga akan lebih banyak rendah dari suhu udara periode bulan lainnya.
Dampaknya, meskipun kemarau dalam mana siang hari matahari bersinar terang tanpa hambatan awan, namun udara dingin dari aliran monsun Australia lebih tinggi dominan mempengaruhi penurunan suhu udara pada siang hari tersebut.
KAKAK INDRA PURNAMA | YOLANDA AGNE | ANWAR SISWANDI
Pilihan editor:
Artikel ini disadur dari Mengapa Terjadi Suhu Dingin di Sejumlah Wilayah Indonesia Belakangan Ini?