JAKARTA – Ilmuwan China dikabarkan sudah mengembangkan jenis drone modular alias membelah diri yang mana terinspirasi biji buah mapel.
Sistem drone baru ini dapat menyerang ruang udara musuh kemudian membingungkan sistem pertahanan anti-drone dan juga anti-pesawat. Laman Interesting Engineering, Rabu (20/3/2024) menyampaikan drone dapat terbelah berubah menjadi dua, tiga, atau bahkan enam drone yang digunakan lebih tinggi kecil di sekejap mata.
Drone sub-unit ini terinspirasi dari biji buah maple yang mana dapat menyebabkan masuk jenis konflik drone baru. Setiap drone sub-unit yang dapat dipisahkan diklaim miliki satu bilah serta dapat melayang bebas seperti drone biasa. Para peneliti menjelaskan bahwa drone sub-unit ini dapat melakukan peran spesifik seperti komando, rekognisi, pelacakan, kemudian bahkan serangan.
Teknologi ini dikembangkan oleh Profesor Shi Zhiwei dari Universitas Penerbangan kemudian Astronautika Nanjing. Drone baru ini merupakan barang dari penelitian bertahun-tahun di dalam bidang tersebut. Namun, South China Morning Post (SCMP) melaporkan kemajuannya yang tersebut lambat sebab ada kebijakan efisiensi penerbangan secara signifikan mengecil sewaktu drone tradisional digabungkan.
Masa depan pertempuran drone?
Shi lalu timnya mempublikasikan temuan merekan pada sebuah makalah yang dimaksud dibahas oleh rekan sejawat ke jurnal Acta Aeronautica et Astronautica Sinica. Makalah yang dimaksud menyatakan bahwa tim telah dilakukan berhasil mengatasi tantangan merancang kombinasi drone dengan efisiensi penerbangan hampir dua kali lipat dari drone multirotor berukuran serupa.
Tim menjelaskan bahwa saat sub-unit drone yang dapat dipisahkan bekerja bersama, mereka itu dapat terbang lebih lanjut cepat serta menempuh jarak yang lebih banyak jarak jauh daripada secara individu. Bahkan pasca terpisah dari kelompok, drone masih miliki efisiensi penerbangan tambahan dari 40% lebih tinggi tinggi dari drone kecil tradisional.
SCMP melaporkan bahwa ini adalah pertama kalinya drone gabungan sudah pernah terbukti tambahan unggul daripada drone individu pada status penerbangan apa pun. “Desain gabungan serta teknologi pemisahan udara dapat lebih tinggi meningkatkan efektivitas pengaplikasian drone,” papar Prof Shi.
Untuk mencapai hal ini, tim mendebarkan inspirasi dari sumber yang tidaklah biasa—biji maple. Kerangka unik biji tersebut, yang mencakup kotiledon seperti sayap yang berputar ke sekitarnya, memberikan angkat juga memungkinkannya melayang atau bahkan naik di dalam keadaan berangin.
Drone yang dimaksud terinspirasi dari biji maple
Tim Shi mengusulkan bahwa drone yang mana terinspirasi dari biji maple dapat digunakan pada konflik masa depan, khususnya untuk gerombolan drone. Namun, tantangannya adalah merakitnya untuk penerbangan jarak sangat jauh yang dimaksud efisien.
Untuk itu, pasca beberapa percobaan, merekan melakukan uji terowongan angin yang ekstensif lalu akhirnya menemukan bentuk bilah yang memperkuat penerbangan gabungan dan juga efisiensi penerbangan tunggal. Selama uji penerbangan, badan gabungan kemudian drone individu sangat stabil.
Namun, kecepatan penerbangan maksimum drone yang dapat dipisahkan yang digabungkan tak sebanding dengan beberapa drone militer berkinerja tinggi. Namun, hal ini mungkin saja bukan kesulitan dikarenakan peran drone yang digunakan digabungkan hanyalah untuk masuk ke ruang udara musuh.
Setelah itu, drone akan terbelah, memungkinkan gerombolan untuk mengatasi pertahanan musuh melalui jumlah agregat yang mana besar. Para peneliti menyarankan bahwa individu prajurit dapat menyebabkan sejumlah modul, memungkinkan perakitan beragam jenis juga jumlah keseluruhan drone untuk menyelesaikan misi. SCMP menjelaskan bahwa ini akan memberikan keunggulan taktis bagi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok menghadapi lawan-lawannya.
Artikel ini disadur dari Hebat, Drone Terbaru China Mampu Membelah Diri