Teknologi

BRIN Olah Kelapa Tak Layak Jual Jadi Bioavtur, Pabriknya Dibangun ke Banyuasin

56
×

BRIN Olah Kelapa Tak Layak Jual Jadi Bioavtur, Pabriknya Dibangun ke Banyuasin

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Badan Penelitian juga Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng perusahaan selama Jepun untuk pemanfaatan minyak kelapa menjadi komponen bakar pesawat ramah lingkungan atau bioavtur. Minyak kelapa yang digunakan digunakan bahkan diolah dari yang tersebut non-standar alias tak layak jual. 

Kelapa tak layak jual, semisal kelapa tua, kelapa berukuran sangat kecil, kelapa busuk-berjamur, hingga kelapa yang tersebut pecah. Keberadaan kelapa non-standar ini tak kalah melimpah di Nusantara kemudian terbukti masih mampu diolah berubah menjadi crude coconut oil atau CCO juga mampu diberdayakan berubah jadi hasil pembaharuan mirip komponen bakar

Pengembangan produksi bioavtur dari kelapa non-standar ini sudah ada masuk pada tahap perkembangan pabrik pada Banyuasin, Sumatera Selatan. BRIN kemudian PT ABE Nusantara berkolaborasi dengan Green Power Development Corporation of Japan untuk bidang bioavtur tersebut.

Deputi Lingkup Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito menerangkan bahwa kelapa non-standar telah diakui kelayakannya oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Pengakuan ini dianggap Mego berdampak baik terhadap perkembangan bidang pada negeri Indonesia.

“Masuknya kelapa non-standar ke pada positive list akan membuka potensi bagi negara-negara penghasil kelapa termasuk Indonesia. untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon di dalam sektor penerbangan,” kata Mego, diambil dari penjelasan resminya, Jumat, 19 Juli 2024.

Mego selaku perwakilan BRIN telah dilakukan melakukan penandatanganan perjanjian kerja sejenis dengan perusahaan Negeri Sakura untuk pengembangan perubahan bioavtur itu sehari sebelumnya. Menurut dia, kerja mirip sektor bioavtur dengan memanfaatkan kelapa non-standar sejalan dengan kesepakatan global untuk perkembangan berkelanjutan juga karbon netral.

Dalam pengembangan produksi bioavtur ini, Mego menambahkan, BRIN meminta perusahaan lokal PT ABE Tanah Air Berjaya sebagai pelaksana proyek. PT ABE ditarget memunculkan 100 ton CCO per hari dari substansi baku kelapa non-standar menggunakan teknologi mesin dengan traceability system buatan lokal.

Penjajakan kerja sejenis ini semula diinisiasi oleh Nusantara Japan Business Network atau IJBNet yang dimaksud dengan GPDJ juga BRIN sudah melakukan riset sepanjang tiga tahun teakhir. Ketua Umum IJBNET, Suyoto Rais, mengumumkan bioavtur bisa saja menurunkan ketergantungan Tanah Air terhadap materi bakar fosil. Sedangkan material baku kelapa non-standar yang mana digunakan bisa jadi meningkatkan pendapatan para petani kemudian juga devisa negara.

“Dengan masuknya kelapa non-standar, prospek menjadikan Tanah Air sebagai raja bioavtur dunia ke depan akan terbuka luas,” kata ia pada informasi tertoreh yang tersebut sama.

Artikel ini disadur dari BRIN Olah Kelapa Tak Layak Jual Jadi Bioavtur, Pabriknya Dibangun di Banyuasin