TEHERAN – Namun, serangan berbeda lantaran menyerang infrastruktur diplomatik – yang digunakan secara segera menantang kedaulatan Iran – lalu membunuh para pemimpin senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Korban paling terkenal adalah Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, orang komandan veteran yang menjadi pemimpin sayap operasi luar negeri IRGC, Pasukan sepak bola Quds, di Suriah kemudian Lebanon.
Bagaimana Skenario Lanjutan Perang Iran serta Israel?
1. Mengonsolidasikan Kekuatan Poros Perlawanan
Foto/AP
Melansir The New Arab, sebagai pemain utama pada kebijakan pemerintah Timur Tengah, Iran umumnya memproyeksikan kekuatannya melalui jaringan sekutu juga kelompok non-negara yang mempunyai ideologi yang dimaksud selaras – sebuah jaringan yang digunakan menamakan dirinya sebagai “Poros Perlawanan”.
Kelompok-kelompok ini diantaranya Houthi di Yaman, gerakan Hamas di dalam Palestina, Hizbullah dalam Lebanon, serta faksi milisi Syiah seperti Kataib Hizbullah di dalam Irak, ditambah pemerintahan Bashar al-Assad pada Suriah.
Aktor-aktor yang dimaksud berasal dari spektrum yang tersebut beragam, mulai dari loyalis juga proksi garis keras IRGC, seperti dua Hizbullah, hingga mitra kemudian sekutu Teheran yang dimaksud otonom namun seringkali bergantung, seperti Hamas, Houthi, kemudian rezim al-Assad.
Secara kolektif, mereka mendapat kegunaan dari dukungan Iran sementara tindakan merek membantu Iran mempertahankan penyangkalan serta menyimpan konfliknya dengan Israel, Amerika Serikat, kemudian negara-negara Teluk Arab seperti Arab Saudi.
Namun pada tahun 2020, Iran mengambil langkah yang dimaksud bukan biasa pada menanggapi pembunuhan pemimpin Pasukan bola Quds Qassem Soleimani oleh Amerika Serikat – yang belum pernah muncul sebelumnya – dengan melancarkan serangan secara langsung terhadap pasukan AS, meluncurkan rentetan rudal balistik ke Ain al-Assad.
Tentara Amerika Serikat dalam pangkalan yang dimaksud terluka namun tiada ada yang dimaksud terbunuh, sebagian besar dikarenakan merekan telah lama menerima peringatan keras dari pemerintah Irak.
Ini adalah demonstrasi yang digunakan mengesankan dari teknologi rudal Iran, tetapi tindakan pembalasannya kurang memuaskan.
Para pemimpin Iran terus menyuarakan ancaman yang digunakan tiada jelas mengenai pembalasan tambahan pada masa depan dan juga membantu milisi Irak mengganggu pasukan Negeri Paman Sam – dan, seiring berjalannya waktu, urgensi dari hal yang dimaksud memudar.
Artikel ini disadur dari Bagaimana Skenario Lanjutan Perang Iran dan Israel?
