Jakarta – Zat Berbahaya cahaya dari lampu sorot yang mana mengarah ke langit membuyarkan inisiatif pengamatan langit lewat teleskop di Observatorium Bosscha, Lembang, Kota Bandung Barat, Jawa Barat. Selama sebulan terakhir ini menurut astronom Mohamad Irfan, pengamatan tak bisa jadi dikerjakan sesuai rencana. “Sekarang yang mana paling parah, sampai tiga lampu sorot sekaligus,” kata beliau Sabtu, 20 Juli 2024.
Awalnya muncul satu lampu sorot. Dugaan Irfan waktu itu, mungkin saja sedang ada acara seperti pertunjukan wayang golek yang hanya sekali semalam. Namun ternyata lampu sorot itu dipakai setiap malam, kemudian jumlahnya terus bertambah hingga tersebar di dalam tiga lokasi. “Kesannya bermunculan pada mana-mana, ketiga lampu sorot itu selalu menyala sekaligus,” kata dia.
Sinar dari lampu sorot yang tersebut mengarah ke langit lalu bergerak-gerak itu mulai bergerak dari pukul 19.00 hingga sekitar sedang malam. Melihat situasi langit seperti itu, kata Irfan, astronom pada Observatorium Bosscha urung membuka teleskop. Mereka baru sanggup mengamati selewat berada dalam waktu malam hingga mendekati fajar saat lampu-lampu sorot itu telah terjadi dimatikan.
Sebuah lampu sorot di area Lembang, diketahui berasal dari tempat kejadian lingkungan ekonomi malam. Irfan menduga lampu sorot ke dua lokasi lain seperti tempat Gegerkalong, berasal dari area acara sejenis yang digunakan terkait dengan masa libur sekolah. Sebelumnya pada tahun lalu, terpantau sebuah lampu sorot. “Tapi lokasinya sangat jauh lalu cahayanya tidak ada sampai setinggi di melawan kepala kita,” ujarnya.
Bagi astronom seperti dalam Observatorium Bosscha, musim kemarau pada Juni hingga Agustus biasanya berubah jadi waktu terbaik untuk pengamatan benda langit. Alasannya sebab langit waktu malam biasanya cerah tanpa awan, teristimewanya ketika Juli.
Pada bulan ini menurut Irfan, astronom dalam dijadwalkan untuk memantau kecerahan langit di area Observatorium Bosscha. Syaratnya, seluruh area langit harus bersih dari polusi cahaya. “Karena ada lampu sorot pangsa waktu malam jadi dilewat akibat nggak bisa jadi mengambil data,” ujarnya.
Tugas lainnya yaitu mengamati bintang-bintang variabel yang cahayanya berubah-ubah. Astronom ingin mengetahui apakah inovasi cahaya itu lantaran karakteristik bintangnya atau gangguan mental kondisi langit. Pihak Observatorium Bosscha telah terjadi menyampaikan hambatan gangguan mental lampu sorot itu ke pihak yang mana berwenang agar pengaplikasian lampu sorot mampu ditertibkan.
Artikel ini disadur dari Cerita Astronom Observatorium Bosscha yang Terdampak Polusi Cahaya dari Lampu Sorot Selama Sebulan