Solo – Aktris Raline Shah berkunjung ke Perkotaan Solo juga berubah jadi salah satu tamu undangan pada acara inisiasi pameran seni rupa kontemporer bertajuk Surakusuma Mangkunegaran Art Garden yang dilakukan ke Taman Pracima atau Pracima Tuin, Hari Sabtu malam, 29 Juni 2024. Pameran itu berlangsung selama 1 bulan mulai hari ini, Ahad, 30 Juni 2024 hingga 29 Juli mendatang.
Dalam kesempatan itu, Raline menyempatkan diri untuk mengawasi karya-karya seni rupa kontemporer dari beberapa orang seniman Tanah Air juga di negara lain yang digunakan turut ambil bagian di pameran itu.
“Saya takjub mengamati karya-karya dari para seniman lokal serta internasional yang digunakan dihadirkan pada pameran ini. Beragam karya berbentuk patung seni rupa kontemporer ditampilkan dalam Istana Mangkunegaran,” ungkap Raline di mana ditemui awak media seusai berkeliling Pracima Tuin.
Raline Shah Apresiasi Seni Kontemporer Lokal
Ia mengkaji menjadi kebanggaan tersendiri dapat berada pada Pura Mangkunegaran dan juga berkesempatan untuk meninjau karya-karya yang disebutkan setelahnya sebelumnya juga sempat bertandang ke Yogyakarta untuk menyaksikan pameran seni, Artjog 2024.
“Suatu kebanggaan kita berada ke istana meninjau karya-karya yang mana modern, klasik, bersejarah. Seni tradisional dipadukan dengan art atau seni modern kontemporer juga masa kini. Ada juga artis seni rupa muda yang mana baru, inovatif menggunakan media yang digunakan berbeda. Beberapa hari ini saya benar-benar mengapresiasi seni kontemporer lokal kita,” ucap dia.
Raline Shah Harap Pameran Ini adalah Dapat Menginspirasi Banyak Orang
Dengan adanya pameran seni ini, Raline berharap suasana yang mempertunjukkan kolaborasi keindahan suasana alam dalam Pura Mangkunegaran dengan seni rupa kontemporer itu mampu menghadirkan inspirasi dan juga persepsi-persepsi baru bagi orang-orang yang mana menyaksikannya.
“Harapan saya apabila penduduk mengawasi ini dapat merasakan suasananya. Di di tempat ini (Pura Mangkunegaran), ada nature, alam bergabung dengan keindahan seni rupa kontemporer, patung-patung dari karya seni, sehingga miliki persepsi-persepsi, cara pandang yang digunakan baru,” katanya.
Selain itu, ia berharap kegiatan yang disebutkan dapat menginspirasi anak-anak muda sehingga mulai tertarik dengan karya artis-artis lokal Indonesia hingga menyokong para seniman yang disebutkan sehingga sanggup lebih banyak dikenal secara luas.
“Mem-publish ke medsos mereka bahwa ke Negara Indonesia ada lho karya-karya seni yang dimaksud keren. Dan sekarang teman-teman dari istana juga menyokong bahwa karya-karya ini dipertunjukkan tidak hanya sekali dalam galeri, pada studio, atau di dalam pagelaran seni tapi di dalam tempat masyarakat yang sangat indah,” tutur dia.
Dengan begitu, lanjut dia, akan mengapresiasi kerja keras para seniman lokal maupun internasional hingga dapat memacu mereka itu sebagai pribadi kreatif untuk terus berinovasi dan juga fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan pembaharuan zaman juga menggunakan media yang mana berbeda.
“Makanya kita harus tetap berani berinovasi sebagai orang kreatif, sebagai individu yang mana bekerja dalam planet seni, harus permanen bisa jadi fleksibel dengan inovasi zaman serta media yang tersebut kita tekuni. Misalnya aku sebagai aktor, suatu ketika mampu juga jadi painter atau penyanyi. Kita harus berani mengamati talenta-talenta kita, menggali peluang diri kita sendiri,” ucapnya.
Kecintaan Raline Shah terhadap Seni
Raline mengaku sejak kecil menyukai lukisan dan juga banyak mengunjungi museum-museum untuk meninjau karya seni. Dia menuturkan ibunya pun mengajarkannya tentang seni. “Ibu saya sebenarnya juga suka mengajarkan saya estetika bentuk untuk merasa lalu seiring dengan waktu saya sekarang sudah ada agak mengerti,” katanya.
Ia menuturkan melalui sebuah karya seni seseorang akan dapat mengerti akan juga mengerti tentang sebuah konteks juga membaca inspirasi dari seniman yang dimaksud menciptakannya. “Dari seni itu sanggup mengubah persepsi kita, meng-upgrade kesadaran baik kita. Itulah gunanya seni, untuk membuka pikiran kemudian hati kita untuk berpikir dengan cara yang mana lebih tinggi terbuka juga lebih besar menerima persepsi atau cara pandang penduduk lain yang digunakan berbeda dengan kita,” ungkap dia.
Ia juga mengungkapkan pengalamannya dengan seni ketika mengambil studi pada National Unversity of Singapore. Pada salah satu mata kuliah seni lukis yang dimaksud pernah ia ambil berhasil mendapatkan nilai A plus. “Kebetulan saya pernah mengambil Selfish Asian Art sebagai salah satu pelajaran saya serta mendapat nilai A plus oleh sebab itu saya melukis rumah adat Batak dengan back drop Danau Toba. Karena saya pendatang Medan kemudian ingin menampilkan karya seni pada thesis lalu ternyata Profesor saya senang sekali. Sekarang karya saya itu berada ke dinding pada National University of Singapore,” tuturnya.
SEPTHIA RYANTHIE
Artikel ini disadur dari Raline Shah Takjub Melihat Pameran Surakusuma di Pura Mangkunegaran Solo