Malang – Dinas Perjalanan lalu Kebudayaan Kota Malang menyokong bidang usaha melestarikan kemudian menggali sejarah desa lewat mendongeng kemudian budaya tutur. Lantaran tak banyak desa yang miliki catatan sejarah yang didokumentasikan di bentuk buku.
“Baru empat kecamatan. Kecamatan Singosari, Tumpang, Pakis kemudian Turen,” Kepala bidang Industri Kreatif, Dinas Wisata juga Kebudayaan, Anwar Supriyadi pada Ahad, 7 Juli 2024.
Anwar berharap sejarah setiap desa ditulis dan juga dibukukan untuk diketahui khalayak. Jika tak didokumentasikan kemudian ditulis, dikhawatirkan sejarah desa akan hilang. Selain itu tulisan atau buku sejarah desa, katanya, sanggup bermetamorfosis menjadi panduan menyebarkan sejarah terhadap anak usia dini.
Apalagi anak-anak saat ini lebih tinggi mengetahui lalu mengenal super hero. Namun mereka tidak ada mengenal local hero atau sejarah area setempat. Seperti tokoh Ken Dedes, Ken Arok, dan juga raja-raja Singasari seperti Anusapati, Wisnuwardana serta Kertanegara.
Detail sejarah seperti local hero itu sanggup disampaikan melalui mendongeng. Memang usah menggali sejarah lokal tak mudah. Sebab membutuhkan riset dan juga sumber yang dimaksud otentik. Sejauh ini, Kota Malang belum membukukan sejarah desa pada 29 kecamatan lainnya.
Anwar menambahkan sejarah desa yang disebutkan juga bisa jadi dikemas untuk keperluan pariwisata. Apalagi, banyak desa sudah pernah mengalami perkembangan berubah menjadi desa wisata. Pemandu desa wisata mampu menceritakan sejarah desanya untuk wisatawan. Terutama untuk wisata minat khusus, seperti wisata sejarah, serta candi. “Pemandu yang dimaksud menguasai sejarah, akan berubah jadi daya tarik wisatawan,” ujarnya.
Wisata Gentong Mas, Malang. Maps.google
Penjelasan Anwar disampaikan di pelatihan volunteer Sanggar Dongeng Kepompong. Sebanyak 10 sukarelawan yang digunakan tersebar pada delapan kecamatan mengikuti pelatihan tersebut. Mereka berlatih menciptakan boneka kaus kaki juga mendongeng. Para partisipan praktik mendongeng ke hadapan sekitar 50-an siswa Taman Kanak-kanak.
“Ternyata bukan simpel menyampaikan cerita untuk anak-anak TK,” kata Aprilia Nur Azizah. Padahal, Aprilia yang mana juga Ketua Pimpinan Fakultas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Malang merupakan seseorang pendidik di tingkat SMP. Butuh kepiawaian mengejutkan perhatian anak-anak. Apalagi bercerita pada tempo lebih lanjut dari 15 menit.
Pelatihan diselenggarakan ke Wisata Gentong Mas, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kota Malang. Wisata Gentong Mas menawarkan wisata alam dalam bentuk sumber air, disertai kolam renang, outbond, lalu area perkemahan, yang dikelola Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Sukolilo.
Ragam Kuliner Nikmat Asli Perkotaan Malang
Artikel ini disadur dari Upaya Melestarikan Sejarah Desa di Malang Lewat Buku