Research

Rupiah Ambruk, Deretan Emiten dengan Utang Dolar Jumbo Hal ini Bisa Boncos

57
×

Rupiah Ambruk, Deretan Emiten dengan Utang Dolar Jumbo Hal ini Bisa Boncos

Sebarkan artikel ini
Rupiah Ambruk, Deretan Emiten dengan Utang Dolar Jumbo Hal ini Bisa Boncos

Jakarta, CNBC Negara Indonesia – Rupiah Indonesia makin tenggelam menghadapi dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang tahun 2024, pergerakan rupiah terhadap dolar Negeri Paman Sam telah lama terperosok 6% ke level Rp16.370/US$1.

Melambungnya dolar Negeri Paman Sam tentu akan mengakibatkan dampak buruk bagi perekonomian Indonesia, salah satunya dapat menggerakkan kerugian kemudian turunnya performa kinerja keuangan perusahaan-perusahaan di dalam Indonesi yang mana miliki hutang terhadap dolar AS.

Dengan dolar Negeri Paman Sam yang terus melambung, beban pada hutang dolar Negeri Paman Sam akan terus meningkat dikarenakan kerugian selisih kurs antara rupiah dan juga dolar AS.

Perusahaan-perusahaan yang mana sudah tercatat dalam Bursa Efek Nusantara (BEI) pun akan berdampak terhadap pelemahan rupiah.

Emiten pada sektor consumer goods, otomotif, telekomunikasi hingga properti tercatat rentan terhadap pergerakan rupiah.

PT Indofood CBP Maju Makmur Tbk (ICBP) sebagai salah satu sektor consumer goods miliki hutang di dolar AS. Tercatat utang perniagaan pada dolar Negeri Paman Sam ICBP per 31 Maret 2024 tercatat Rp345,6 miliar, adapula utang bukanlah perniagaan di dolar Negeri Paman Sam sebesar Rp157,89 miliar, dan juga utang jangka panjang salah satunya porsi yang tersebut jatuh tempo di waktu satu tahun di dolar Negeri Paman Sam tercatat Rp43,59 triliun.

Selain itu saham consumer goods lainnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga memiliki utang di dolar Negeri Paman Sam untuk pembelian komponen baku kemudian materi pembantu sebesar Rp9,35 miliar per 31 Maret 2024.

Dari sektor otomotif, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) juga mempunyai utang bidang usaha di dolar Amerika Serikat sebesar Rp791 miliar per 31 Maret 2024.

Dari sektor telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) tercatat miliki hutang pada dolar AS, dimana total hutang pada dolar Amerika Serikat sebesar Rp666,62 miliar per 31 Desember 2023. Diketahui XL Axiata memiliki pendapatan utama Grup pada mata uang Rupiah, sedangkan belanja modal utama Grup pada mata uang dolar AS. Korporasi pun rentan terhadap pergerakan kurs mata uang asing yang digunakan akan timbul teristimewa dari utang bidang usaha Grup di mata uang dolar AS.

Adapula dari sektor telekomunikasi, PT Telkom Negara Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang digunakan mempunyai hutang pada dolar Amerika Serikat untuk menggalang aktivitas operasional perusahaan. Tercatat total hutang usaha Telkom di dolar Negeri Paman Sam sebesar Rp3,59 triliun per 31 Maret 2024.

Dari sektor properti, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) juga memiliki utang pada dolar Negeri Paman Sam di bentuk utang obligasi. Tercatat per 31 Maret 2024, utang obligasi jangka panjang sebesar Rp3,6 triliun.

Dalam melakukan kegiatan usahanya, perusahaan sebagian besar mempergunakan mata uang rupiah pada hal kegiatan penjualan, pembelian komponen baku juga beban usaha. Transaksi usaha di mata uang asing semata-mata dijalankan untuk hal-hal khusus, dan juga jikalau hal yang dimaksud terbentuk manajemen akan melakukan reviu berkala melawan eksposur mata uang asing tersebut. Organisasi miliki utang obligasi, surat utang senior di mata uang dolar AS, untuk itu perusahaan miliki kebijakan lindung nilai mata uang asing dengan melakukan lindung nilai melawan utang obligasi.

Kemudian, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga memiliki utang bidang usaha untuk pihak ketiga di dolar Negeri Paman Sam sebesar Rp1,76 miliar per 31 Maret 2024. Selain itu, perusahaan memiliki obligasi di dolar Negeri Paman Sam sebesar Rp94,96 miliar per 31 Maret 2024.

Adapun, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang miliki utang obligasi di dolar Amerika Serikat sebesar Rp6,84 triliun per 31 Maret 2024.

Sanggahan: Artikel ini adalah barang jurnalistik sebagai pandangan CNBC Tanah Air Research. Analisis ini tak bertujuan menghadirkan pembaca untuk membeli, menahan, atau jual barang atau sektor penanaman modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidaklah bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari langkah tersebut.

Artikel ini disadur dari Rupiah Ambruk, Deretan Emiten dengan Utang Dolar Jumbo Ini Bisa Boncos