Yogyakarta – Sejumlah pantai di dalam Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY berubah menjadi tempat kejadian kompetisi tradisi Sedekah Laut atau juga dikenal Labuhan pada peringatan tegas 1 Suro atau 1 Muharram.
Sedekah laut merupakan tradisi wujud syukur yang tersebut dijalankan komunitas untuk Tuhan yang dimaksud diungkapkan dengan mengakibatkan beragam sesaji seperti hasil bumi untuk dilarung atau dilepaskan ke laut lepas. Setelah melalui prosesi doa bersatu serta kirab atau arak arakan.
Tahun ini, beberapa orang pantai pada DIY mengadakan tradisi Labuhan atau Sedekah Laut itu kembali. Di Kota Gunungkidul Yogyakarta misalnya, tradisi Sedekah Laut dipusatkan di kawasan wisata Pantai Kukup pada Sabtu, 6 Juli 2024. Prosesi Sedekah Laut ini diawali dengan upacara kenduri doa sama-sama serta dilanjutkan dengan Kirab Gunungan yang disertai rakyat sekitar dari posisi parkir menuju Pantai Kukup.
Ketua Panitia Sedekah Laut Pantai Kukup Gunungkidul, Sugianto mengatakan, tradisi itu dilakukan oleh paguyuban penjual yang selama ini berjualan ke kawasan Pantai Kukup.
“Semangat para pedagang Pantai Kukup mengatur Sedekah Laut ini sangat tinggi, kami berharap melalui tradisi ini dapat mempererat kebersamaan mempertahankan lingkungan lantai sebagai wujud syukur terhadap Tuhan,” kata dia.
Tradisi Sedekah Laut ke Pantai Kukup Gunungkidul Yogyakarta menyambut 1 Suro. Dok. Istimewa
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, yang mana turut hadir pada Sedekah Laut Pantai Kukup itu menuturkan, terjaganya tradisi seperti itu berubah jadi satu komponen turut meningkatkan minat wisata ke area Gunungkidul.
“Wisatawan sanggup mendapatkan pengalaman berkesan dengan meninjau dengan segera dari dekat bagaimana tradisi ini berjalan, terlebih ini momen yang berlangsung satu tahun sekali,” kata Sunaryanta.
Sunaryanta mengungkapkan terjaganya upacara adat dalam kawasan destinasi seperti itu akan selalu menjadi pengingat warga untuk hidup harmonis melindungi alam yang telah terjadi memberikan rejeki bagi mereka.
Adapun di Kota Bantul, prosesi Labuhan menyambut 1 Suro dipusatkan di Pendopo Pantai Goa Cemara, pada Mingguan 7 Juli 2024. Urutan Labuhan Pantai Goa Cemara dimulai dengan memanjatkan doa dengan berhadapan dengan limpahan rejeki yang digunakan diberikan. Setelah doa bersama, para prajurit bregada mulai memainkan alat musik mengiringi kirab menuju pantai.
Dalam arak arakan ini dibawa beragam uborampe atau pelengkap upacara berisi sayuran, buah-buahan, hingga umbi-umbian. Termasuk miniatur kambing kendhit yang tersebut bermetamorfosis menjadi simbol penjemput rezeki.
Kambing Kendhit, demikian rakyat menyebutnya berwarna hitam polos yang digunakan miliki corak putih melingkar dalam bagian perutnya atau seperti kendhit di busana jawa ini. Ini adalah sebagai manifestasi dari harapan warga agar diberikan rezeki yang dimaksud melimpah di tahun yang mana baru.
Pasca rombongan kirab tiba pada tepi Pantai Goa Cemara, gunungan yang tersebut berisi hasil bumi tadi kemudian dirayah atau diperebutkan oleh penduduk kemudian wisatawan yang digunakan menyaksikan. Sementara, miniatur kambing kendhit dilabuh ke laut dengan ubarampe yang digunakan lain.
Mau Lihat Ritual Mubeng Beteng Yogyakarta pada Waktu petang 1 Suro? Catat Aturannya
Artikel ini disadur dari Pantai-Pantai di Yogyakarta Gelar Sedekah Laut Sambut 1 Suro