Ekonomi Bisnis

Miris! Begini Kondisi Tenda Jemaah Haji RI di Mina

57
×

Miris! Begini Kondisi Tenda Jemaah Haji RI di Mina

Sebarkan artikel ini
Miris! Begini Kondisi Tenda Jemaah Haji RI dalam Mina

Jakarta, CNBC Tanah Air – Tim Pengawas Haji DPR RI mengungkapkan kondisi jemaah haji Indonesi di dalam Mina, Arab Saudi, sungguh memprihatinkan. Permasalahan sarana tenda berubah menjadi sorotan

Tenda yang disediakan otoritas Arab Saudi dinilai kurang luas, tak sesuai dengan jumlah keseluruhan jemaah yang mestinya ditampung. Rombongan Tim Pengawas Haji DPR RI meninjau area dalam Mina, Awal Minggu kemudian (17/6/2024)

Menurut Timwas Haji, jemaah ke di tenda berdesak-desakan, ada yang dimaksud tidur sambil duduk berhimpitan, ada yang tersebut terlelap sambil menekuk badan. Sebagian jemaah yang dimaksud bukan kebagian tempat, terpaksa tidur bergelimpangan di lorong luar tenda, beralaskan apa hanya yang mana penting bisa jadi istirahat melepas lelah. Suasana dalam Mina mirip barak pengungsian sehingga para tamu Tuhan merasa bukan nyaman.

“Kami menyesalkan buruknya pelayanan jemaah dalam Mina ini. Akibat tenda ke bawah kapasitas, terpaksa sebagian jemaah berbaur antara jemaah laki-laki serta perempuan tanpa pembatas. Tidur ke luar tenda juga sangat tak baik untuk kebugaran jemaah haji, lebih-lebih buat jemaah kita yang lanjut usia. Kemenag harus lakukan evaluasi besar-besaran untuk memperbaiki persoalan ini,” kata anggota Timwas Haji DPR H Wisnu Wijaya Adiputra diambil dari pernyataan resmi dalam website parlemen, diambil Kamis (20/06/2024).

Wisnu mengatakan, Timwas Haji DPR menemukan persoalan tenda dalam bawah kapasitas tiada belaka menimpa jemaah haji reguler tapi juga jemaah haji plus, bahkan lebih besar parah. Di Maktab 111 tempat jemaah haji plus bermukim, kata dia, tenda jemaah haji plus berkapasitas 80 khalayak terpaksa ditempati 1.200 orang.

Timwas Haji DPR juga mendapati adanya jemaah yang digunakan diusir dari tenda akibat penempatan tenda jemaah haji Negara Indonesia yang mana tidak ada sesuai dengan maktab yang digunakan telah terjadi ditentukan. Mereka terpaksa meninggalkan tenda dikarenakan hak-haknya tiada mampu terpenuhi akibat salah tempat. “Semestinya tiada akan terbentuk kalau Kemenag mampu mengantisipasi sejak awal,” ujar anggota Komisi VIII DPR RI itu.

Dedi Karyadi, jemaah haji kelompok terbang 49 jika Pusat Kota Bogor, mengungkapkan tenda yang mana disediakan eksekutif Arab Saudi hanya sekali berukuran 10×12 meter diperuntukkan bagi 160 pendatang jemaah.

“Artinya jatah per khalayak ke di tenda itu hanya sekali 0,8 meter. Ruang gerak kita tidak ada ada 1 meter. Itu pun masih tidak ada mampu menampung jamaah dikarenakan tendanya sangat sempit, Pak. Di di kita penuh sesak. Terpaksa ada yang digunakan tidur dalam luar tenda. Kita juga giliran tiap dua jam bergantian tidur dalam pada tenda,” tutur jemaah haji bimbingan KBIH Yayasan Perbendaharaan Haji Bogor itu ke Maktab 44 Mina.

Di maktab tersebut, Timwas Haji DPR menyaksikan dengan segera bagaimana sepanjang lorong dipenuhi jemaah haji yang tidur dengan alas seadanya berjejer di dalam tepi luar tenda sebab ke di tenda telah tak ada lagi ruang kosong. Rasa kantuk juga lelah menghasilkan mereka itu bisa saja tidur nyenyak, tak terusik oleh setelah itu lalang jemaah yang mana lewat.

Selain kesulitan tenda yang tersebut bukan memadai, Timwas Haji DPR juga menyoroti prasarana toilet yang dimaksud kotor. Tisu juga pembalut perempuan tampak berserakan dalam mana-mana. Jumlah toilet yang dimaksud terbatas menyebabkan jemaah harus antre panjang berjam-jam untuk dapat menunaikan hajatnya.

“Bahkan ada yang digunakan pingsan oleh sebab itu lama menunggu,” ujar Wisnu.

Secara khusus, imbuh dia, Timwas Haji DPR mengkritisi jumlah agregat toilet di Mina yang digunakan kurang kemudian tidak ada ramah lansia, seperti persoalan hukum di Arafah. Dari 10 toilet yang digunakan ada ternyata semata-mata ada satu toilet duduk.

“Padahal 30% dari jumlah keseluruhan jemaah haji Nusantara adalah jemaah lansia. Mestinya dari 10 toilet itu setidaknya ada tiga toilet duduk supaya memudahkan jemaah lansia mengurangi hajatnya,” ujarnya.

Akibat keterbatasan jumlah agregat toilet tersebut, Timwas Haji DPR mendapatkan laporan beberapa jemaah jika Kota Bandung Barat dalam Maktab 76 Mina, terpaksa buang air kecil dalam sebelah tenda sebab sudah ada tiada bisa saja menahan hajatnya.

Ini dikarenakan antrean di dalam toilet cukup panjang serta butuh waktu mengawaitu dua jam, teristimewa di dalam pagi hari, sore hari juga ketika mendekati waktu salat wajib.

“Mirisnya, kejadian pipis dekat tenda ini tiada cuma dialami jemaah laki-laki, tapi juga jemaah perempuan. Timwas Haji DPR mengajukan permohonan agar Kemenag melakukan evaluasi besar-besar terhadap persoalan-persoalan yang muncul pada musim haji tahun ini juga penting melakukan langkah-langkah konkret untuk perbaikan layanan haji tahun depan,” pungkas Politisi Fraksi PKS tersebut.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan dinamika dalam Mina, akan menjadi bagian yang mana akan dievaluasi. Menurutnya, wilayah Mina jelas batasannya dan juga sangat terbatas. Dengan kuota 213.320 jemaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.

“Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya setiap saat masalah kepadatan. Sehingga, menerima tambahan kuota terus-menerus berubah menjadi berkah sekaligus tantangan,” kata Gus Men, panggilan akrab Menag Yaqut.

“Dalam keterbatasan wilayah, ada tantangan kenyamanan, bahkan keselamatan jiwa. Ini adalah yang dimaksud perlu berubah jadi pertimbangan,” ujarnya.

Artikel Selanjutnya Pengumuman! Kemenag Umumkan Alokasi Kuota Haji Reguler Tahap 2

Artikel ini disadur dari Miris! Begini Kondisi Tenda Jemaah Haji RI di Mina