Jakarta –
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup kemudian Kehutanan RI berada dalam melakukan percepatan Net Zero Emission (NZE) 2060. Di samping itu, pada waktu ini globus juga dihadapi isu krisis tiga planet (triple planetary crisis) yang mana terdiri dari krisis iklim, polusi, serta keanekaragaman hayati. Salah satu pemicunya yaitu hambatan sampah.
“Saat ini kita dalam seluruh bumi sedang menghadapi triple planetary crisis. Ada biodiversity loss, ada climate crisis, juga pencemaran,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, lalu Bahan Sangat Merugikan dan juga Beracun (Dirjen PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati, di acara ‘Updating Isu PSLB3 untuk eksekutif Daerah serta Bumi Usaha’ dalam Gedung KLHK, DKI Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2024).
“Semuanya ini adalah risiko dari kita melakukan pemanfaatan sumber daya alam, kegiatan usaha, itu akan memunculkan sampah,” sambungnya.
Dalam Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) yang tersebut merupakan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017, KLHK berusaha mencapai pengelolaan sampah sejumlah 100% pada 2025.
Rosa mengatakan jumlah total sampah per 2023 mencapai 69,9 jt ton dengan capaian kerja 66,28%. Artinya masih ada 33,72% atau sekitar 33,1 jt ton yang tersebut harus segera ditangani. Menurut Rosa, hal itu tidaklah mustahil mengingat ketika ini teknologi telah semakin maju.
“Peluang-peluang untuk sanggup mengambil bagian melaksanakan pengurangan kemudian penanganan sampah 100% pada tahun 2025 sangat terbuka. Teknologi itu macam-macam,” kata Rosa.
“Ada teknologi refuse derived fuel (RDF) yang mana sudah ada diterapkan dalam beberapa tempat, ada teknologi gasifikasi, ada teknologi termal dengan insinerator, serta sebagainya. Juga dengan organik, itu dengan maggot (cacing), ecoenzyme, kemudian sebagainya,” lanjutnya.
KLHK sendiri mengundang seluruh pihak, termasuk pemerintah area (pemda) dan juga pelaku sektor untuk mengatasi permasalahan ini bersama-sama. Selain pengelolaan sampah, ia juga menghadirkan pihak-pihak terkait untuk menerapkan industrialisasi sampah melalui perekonomian sirkular.
“Jadi sampah itu tidak sesuatu yang dimaksud sepele, tetapi dijadikan energi listrik, RDF, waste to fuel, pengelolaan sampah berubah jadi kompos juga pupuk, atau pengelolaan sampah berubah menjadi pakanan ternak. Ini adalah semua harus melibatkan pemerintah area dan juga dunia usaha,” kata Rosa.
Dalam kesempatan tersebut, Rosa juga mengeksplorasi tentang pengelolaan limbah Bahan Sangat Merugikan serta Beracun (B3). Salah satu limbah B3 yang mana menjadi concern KLHK yaitu Polychlorinated Biphenyls (PCBs).
Bahan PCBs biasa dipakai untuk bidang yang mana umumnya terdapat pada trafo kemudian kapasitor listrik, khususnya pada minyak dielektrik (oli) yang tersebut terkandung di di kedua peralatan tersebut.
PCBs telah lama terbukti menyebabkan bermacam jenis tumor ganas (karsinogenik), kehancuran syaraf, gangguan jiwa sistem pencernaan, memicu kemandulan kemudian ketidakseimbangan hormon.
“Oleh dikarenakan itu, saya menghadirkan Bapak Ibu sekalian untuk dapat mengelolanya,” kata Rosa.
Menurut Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan juga Tanggap Darurat Limbah B3 kemudian Non B3 (PLTTDLB3) KLHK Haruki Agustina, limbah B3 harus miliki mitigasinya tersendiri. Belajar dari tindakan hukum tumpahan minyak pada Karawang beberapa waktu lalu, limbahnya tersebar hingga ke 7 kabupaten.
“Dalam konteks ini, maka penting acara kedaruratan pengelolaan B3 skala wilayah,” pungkasnya.
Wapres Dorong Pemda Terapkan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
Wapres Dorong Pemda Terapkan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
$(document).ready(function($){
var aevpH = $(".detail__title").outerHeight(), headerH = $(".header").outerHeight(), offsetH = aevpH - headerH; $(window).on('scroll', function(){ var scroll = $(window).scrollTop(); if (scroll >= $('.detail__title').offset().top + offsetH){ $('.pip-vid__trigger').addClass('flow'); }
if (scroll <= $('.detail__title').offset().top) {
$(".pip-vid").addClass("hide");
} else {
$(".pip-vid").removeClass("hide");
}
});
// IS IN VIEWPORT DETECT ELEMENT
$.fn.isInViewport = function() {
var elementTop = $(this).offset().top;
var elementBottom = elementTop + $(this).outerHeight();
var viewportTop = $(window).scrollTop();
var viewportBottom = viewportTop + $(window).height();
return elementBottom > viewportTop && elementTop < viewportBottom;
}
// FLOAT VIDEO Transistion FOR BREAKING NEWS
$.fn.floater = function( options ) {
this.addClass("flow-in");
var block = $(this);
$("#video-pip__close").click(function(e) {
e.preventDefault();
flowOut();
block.removeClass("flow-in");
});
function flowOut() {
$(".flow-in").removeClass("flowed");
}
function flowIn() {
$(".flow-in").addClass("flowed");
}
return $(window).scroll( function() {
if($(".pip-vid__trigger").isInViewport()){
flowOut();
}
else {
flowIn();
}
});
}
// Initialize piper
function pip_video() {
$(".pip-vid").floater();
}
if(true){
pip_video();
}
});
(ncm/ega)
Artikel ini disadur dari Kejar NZE, KLHK Beberkan Strategi Kelola Sampah hingga Limbah B3