Diskusi Media Massa Global 2024 dibuka bahas perkembangan AI, peran pers

Forum Media Massa Global (GMF) 2024 ke Daerah Perkotaan Bonn, Jerman digelar untuk mendiskusikan banyak isu yang dimaksud mengalami perkembangan di dalam planet jurnalisme seperti kesempatan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), kebebasan berpendapat, dan juga peran pers terhadap berita palsu dan juga hoaks.
 

"Jurnalisme tidak ada semata-mata diguncang oleh perkembangan digital, namun juga perkembangan kecerdasan buatan dinilai akan mempengaruhinya tambahan besar lagi," kata Direktur Jenderal Lembaga Penyiaran Publik Deutsche Welle Peter Limbourg pada pidato pembukanya pada Pusat Kongres Global Daerah Perkotaan Bonn (WCCB), Jerman pada Senin.
 

Menurut Limbourg, kecerdasan buatan dapat memberi kesempatan signifikan bagi lapangan usaha media.
 

Hal yang mana penting dilakukan, jelas dia, adalah dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi serta menggunakannya sebagai alat bantu kerja ketimbang "penggantian peran".
 

"Tujuan jurnalisme sendiri tidak ada tercapai apabila belaka 'mesin' yang menciptakan konten serta menjualnya, namun kecerdasan buatan dapat membantu. Keputusan penting pada jurnalisme harus ditetapkan oleh manusia," ujar Limbourg menambahkan pengamatan manusia jadi kunci pada memeriksa kesalahan informasi yang digunakan dihasilkan kecerdasan buatan.
 

Dia menambahkan bahwa jurnalis mempunyai peran penting kemudian tanggung jawab besar di menyebarkan informasi.
 

"Tiap krisis menghadirkan peran penting, tanggung jawab, lalu tugas besar jurnalis di menginformasikan, menjelaskan, serta menganalisa, bahkan memeriksa fakta," tegas Limbourg.
 

Perhelatan GMF 2024 diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik Jerman Deutsche Welle dengan mengangkat tema "Berbagi Solusi" pada 17-18 Juni 2024 di dalam Pusat Kota Bonn, Jerman.

Ribuan jurnalis dan juga pekerja media dari beberapa orang benua seperti Amerika, Eropa, Asia, hingga Afrika turut dan juga di acara tersebut.
 

Perhelatan itu menghadirkan beberapa panelis yang mengkaji persoalan yang tersebut dialami pers atau lapangan usaha media ketika ini, antara lain kebebasan pers dan juga berpendapat, perkembangan kecerdasan buatan kemudian pemanfaatannya, pemeriksaan fakta, juga gelombang berita palsu atau pun hoaks.