WASHINGTON – Jerman melancarkan serangan pesona di di Partai Republik. Negeri Matahari Terbit sedang menyiapkan pembisik Trump sendiri. Pejabat pemerintah Meksiko sedang berbicara dengan Camp Trump. Dan Australia sibuk menimbulkan undang-undang untuk membantu Trump membuktikan hubungan pertahanannya dengan AS.
Di mana-mana, para sekutu Amerika Serikat mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan atau memajukan kepentingan mereka apabila mantan Presiden Donald Trump kembali berkuasa pada pemilihan umum bulan November, sebuah kesempatan yang tersebut mirip berdasarkan jajak pendapat baru-baru ini di negara-negara bagian yang tersebut masih belum stabil.
Melansir Reuters, mereka ingin mencegah dampak buruk dari kebijakan “America First” yang mana diusung Trump pada masa lalu, termasuk konflik dagang, perombakan aliansi keamanan, tindakan keras terhadap imigrasi, lalu pengunduran diri dari perjanjian iklim global.
Reuters berbicara dengan diplomat lalu pejabat pemerintah dalam lima benua tentang persiapan Trump 2.0. Laporan ini mengungkap pertimbangan Meksiko mengenai menteri luar negeri baru yang mana paham Trump, peran utusan Australia pada melindungi kesepakatan kapal selam, dan juga pembicaraan pejabat Jerman dengan gubernur negara bagian dari Partai Republik.
Bagaimana Persiapan Sekutu Amerika Serikat Jika Donald Trump Meraih kemenangan pada Pemilihan Umum Presiden 2024?
1. Sudah Berkoordinasi Langsung dengan Trump
Foto/AP
Beberapa pemimpin asing telah lama menghubungi Trump secara dengan segera meskipun ada risiko yang mana menciptakan lawannya pada pemilu, Presiden Partai Demokrat Joe Biden, merasa kesal. Putra mahkota Saudi baru-baru ini menelepon Trump, kata manusia sumber yang tersebut mengetahui percakapan tersebut; sementara perdana menteri Hongaria lalu presiden Polandia bertemu segera dengannya di beberapa minggu terakhir.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron juga mengadakan pembicaraan dengan Trump bulan ini di dalam resor miliknya dalam Florida. Dia mengemukakan terhadap wartawan, pasca pada Washington bahwa pertemuannya adalah makan di malam hari pribadi ke mana merek mengeksplorasi Ukraina, pertempuran Israel-Gaza, kemudian masa depan NATO.
Gedung Putih merujuk Sumber Berita Reuters pada komentar juru bicara Karine Jean-Pierre yang mana mengemukakan perjumpaan seperti yang digunakan diadakan Cameron bukanlah hal yang dimaksud jarang terjadi. Dia menolak menjawab pertanyaan tentang perjumpaan Trump dengan Orban atau panggilan telepon Saudi, yang pertama kali dilaporkan oleh New York Times.
Kantor media pemerintah Saudi kemudian kelompok kampanye Trump tiada menanggapi permintaan komentar mengenai panggilan tersebut
Kampanye yang dimaksud memaparkan ia mengkaji permasalahan keamanan dengan setiap-tiap pemimpin Eropa, di antaranya usulan Presiden Polandia Andrzej Duda bahwa anggota NATO menghabiskan setidaknya 3% dari item domestik bruto untuk pertahanan. Saat ini, mereka memiliki target menghabiskan 2%.
Jeremi Suri, sejarawan kepresidenan pada Universitas Texas, menyatakan reuni antara kandidat juga diplomat adalah hal yang tersebut normal, namun menurutnya perjumpaan Trump dengan Orban serta panggilan telepon dengan Mohammed Bin Salman dari Arab Saudi adalah hal yang tersebut tak biasa.
Artikel ini disadur dari Bagaimana Persiapan Sekutu AS Jika Donald Trump Menang pada Pemilu Presiden 2024?