Internasional

Bagaimana Hubungan Iran negeri Israel sebelum Perang?

79
×

Bagaimana Hubungan Iran negeri Israel sebelum Perang?

Sebarkan artikel ini
Bagaimana Hubungan Iran negeri negeri Israel sebelum Perang?

TEHERAN – Iran telah lama muncul sebagai salah satu negara yang dimaksud paling vokal menentang pemboman brutal negara Israel ke Gaza. Dan hal ini sejalan dengan kebijakan luar negerinya yang digunakan anti-Israel. Kedua negara Timur Tengah ini kerap digambarkan sebagai musuh bebuyutan.

Masalah Palestina sudah pernah menjadi pusat konflik selama beberapa dekade, kemudian Teheran sudah menyampaikan peringatan tanah Israel lalu sekutu terdekatnya, Amerika Serikat, bahwa pertempuran dengan gerakan Hamas dapat menyebar di mana Tel Aviv meningkatkan serangan pada luar Gaza. negara Israel telah dilakukan mengebom posisi-posisi di dalam Lebanon serta Suriah, dua negara pada mana Teheran mempunyai pengaruh besar.

Bagaimana Hubungan Iran negeri Israel sebelum Perang?

1. Awalnya Iran kemudian negeri Israel Menjadi Aliansi yang dimaksud Sangat Kuat

Bagaimana Hubungan Iran tanah Israel sebelum Perang?

Foto/AP

Melansir Al Jazeera, dalam bawah Dinasti Pahlavi, yang mana memerintah dari tahun 1925 hingga digulingkan pada revolusi tahun 1979, hubungan antara Iran dan juga tanah Israel sejenis sekali bukan bermusuhan. Faktanya, Iran adalah negara mayoritas Muslim kedua yang tersebut mengakui negara Israel pasca negara itu didirikan pada tahun 1948.

Iran adalah salah satu dari 11 anggota komite khusus PBB yang digunakan dibentuk pada tahun 1947 untuk merancang solusi bagi Palestina pasca kendali Inggris berhadapan dengan wilayah yang disebutkan berakhir. Mereka adalah salah satu dari tiga warga yang dimaksud memberikan pendapat menentang rencana pembagian Palestina oleh PBB, yang berpusat pada kegelisahan bahwa hal itu akan meningkatkan kekerasan di wilayah yang dimaksud untuk generasi mendatang.

“Iran, sama-sama India kemudian Yugoslavia, mengajukan rencana alternatif, solusi federatif yaitu mempertahankan Palestina sebagai satu negara dengan satu parlemen tetapi dibagi berubah menjadi wilayah Arab juga Yahudi,” kata sejarawan Universitas Oxford Eirik Kvindesland untuk Al Jazeera.

“Itu adalah kompromi Iran untuk mencoba merawat hubungan positif dengan negara-negara Barat yang tersebut pro-Zionis dan juga pergerakan Zionis itu sendiri, kemudian juga dengan negara-negara tetangga Arab dan juga Muslim.”

Namun dua tahun pasca negara Israel berhasil merebut lebih besar berbagai wilayah daripada yang digunakan disetujui PBB pasca dimulainya Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948, Iran – yang mana pada waktu itu berada dalam bawah kepemimpinan Mohammad Reza Pahlavi, raja atau Syah kedua Pahlavi – menjadi negara mayoritas Muslim kedua. pasca Turki secara resmi mengakui Israel. Menjelang berdirinya tanah Israel pada tahun 1948, lebih banyak dari 700.000 warga Palestina diusir dari rumah mereka secara etnis oleh milisi Zionis. Warga Palestina menyampaikan pemindahan paksa dan juga perampasan harta milik merekan sebagai Nakba, bahasa Arab yang tersebut berarti bencana.

Kvindesland memaparkan langkah Teheran teristimewa untuk menjalankan aset Iran di Palestina sebab sekitar 2.000 warga Iran tinggal di dalam sana kemudian properti merekan disita oleh tentara negeri Israel selama perang.

Namun hal ini juga terjadi di konteks apa yang mana disebut “doktrin pinggiran” Israel.

“Untuk mengakhiri isolasi di dalam Timur Tengah, Awal Menteri negara Israel David Ben-Gurion menjalin hubungan dengan negara-negara non-Arab pada ‘pinggiran’ Timur Tengah, yang kemudian dikenal sebagai doktrin pinggiran. Pendekatan ini juga mencakup Ethiopia, namun sejauh ini Iran serta Turki merupakan pendekatan yang dimaksud paling berhasil,” kata Kvindesland.

Artikel ini disadur dari Bagaimana Hubungan Iran Israel sebelum Perang?