JAKARTA – Beredar gambar adegan para siswa China tampil di dalam depan kamera ponsel pintar mengenakan jilbab serta abaya. Mereka ternyata sedang belajar cara berjualan pakaian terhadap pengguna TikTok di luar negeri.
Melansir Al Arabiya, hari terakhir pekan (26/4/2024), pemerintah China sejatinya memblokir TikTok. Namun, sejumlah penjual yang memanfaatkan sistem yang dimaksud sebab mendongkrak pendapatan penjualan.
Tak ayal, bermunculan layanan kursus lalu konsultasi pemasaran via TikTok, salah satunya berbentuk kursus dua minggu tentang berjualan item ke luar negeri melalui program video pendek. Para partisipan kursus juga dibekali pengetahuan dasar tentang pembatasan internet juga kemampuan berbahasa asing.
Kursus seperti yang mana ada di dalam sekolah e-commerce Mede Education Technology membantu dengan mencakup segala hal mulai dari dasar-dasar menciptakan akun TikTok hingga penanganan pengiriman lalu menganalisis data penjualan. Para partisipan kursus yang tersebut berlatar belakang pemilik pabrik hingga lulusan baru, rutin mengikuti kelas untuk beberapa media belanja asing diantaranya Amazon dan juga Shopee Asia Tenggara dengan biaya kursus mulai dari Rp20 jt untuk kursus berdurasi enam hari.
Seperti terlihat ke sebuah sekolah ke Guangzhou dalam provinsi Guangdong selatan. Seorang instruktur memperlihatkan pakaian yang dimaksud terinspirasi oleh Timur Tengah ke kamera kemudian menyebutkan harga jual kemudian informasi ukuran untuk pembeli Muslim ke Inggris. “Ini adalah chiffon, sangat nyaman!” beliau berkata pada bahasa Inggris sambil murid-muridnya memodelkan barang-barang yang dimaksud juga menyortir rak-rak jubah satin di bawah lampu studio yang tersebut terang.
“Kami mengajarkan orang-orang barang mana yang dimaksud lebih lanjut laku, kemudian lingkungan ekonomi mana yang tersebut lebih banyak cocok untuk tahap merek pada waktu ini,” kata Wang Yaxuan, instruktur lainnya ke sekolah.
Guangdong memang sebenarnya dikenal sebagai pusat ribuan pabrik yang digunakan menyebabkan beragam macam produk, mulai dari abaya hingga suku cadang mesin espresso hingga wig dari rambut manusia.
Setelah beberapa dekade memproduksi barang untuk diekspor, perusahaan-perusahaan China saat ini mencari cara untuk menghilangkan perantara juga memasarkan diri dengan nilai lebih besar rendah, secara langsung untuk konsumen luar negeri.
Shein, raksasa fashion cepat jika Tiongkok, sudah pernah berhasil menguasai bursa rendah ke Barat dengan strategi ini, dengan TikTok menjadi salah satu aspek kunci dari jaringan penjualannya.
TikTok Shop diperkenalkan di dalam Amerika Serikat akhir tahun lalu, serta layanan e-commerce sebelumnya telah terjadi diperkenalkan di tempat-tempat seperti Britania Raya kemudian Asia Tenggara.
Dengan menggulir tab “Live” program yang mana sangat populer ini, pengguna dapat menemukan beberapa siaran secara langsung belanja di hitungan menit. Meski TikTok tak tersedia di China, perusahaan induknya, Bytedance, mengoperasikan aplikasi mobile saudara yang tersebut lebih tinggi ketat disensor, Douyin.
Artikel ini disadur dari Laris Manis, Kursus Pemasaran di TikTok